Antara Dua Cinta


Image From Google

Apa  yang ada jarang disyukuri dan apa yang tiada sering dirisaukan
Nikmat yang dikecap baru akan terasa bila telah hilang
Apa yang diburu timbul rasa jemu bila sudah di dalam genggaman
Dunia ini ibarat air laut, diminum hanya menambah haus
Nafsu bagaikan fatamorgana di padang pasir, panas yang membahang disangka air
Dunia dan nafsu bagai bayang-bayang, di lihat ada ditangkap hilang.

Tuhan,
Leraikanlah dunia yang mendiam didalam hatiku
Berada disitu tidak aku mampu mengumpul dua cinta
Hanya cinta-Mu kuharap tumbuh
Dibajai bangkai dunia yang kubunuh

Terimakasih Hujan

Image From Google

Sore itu tampak seseorang baru keluar dari sebuah toko yang menjajakan ragam buku. langit begitu gelap petanda hujan akan turun, belum sempat naik angkutan kota gerimis mulai turun. tanpa berpikir panjang Bagas langsung saja mencari tempat untuk berteduh.

“ah, pengantar rindu datang lagi”, ujarnya sambil tersenyum.

Menurut bagas. Hujan baginya adalah sosok sahabat yang sangat tahu dirinya. ketika senang menghampiri, hujan seakan selalu memberi senyum terbaik atas kebahagiaan yang di dapat Bagas, keadaan sedih pun sang hujan selalu datang menghibur dirinya lewat setiap bulir yang membasahkan tubuhnya. Pantas Bagas selalu bahagia ketika sang rintik hujan kembali turun.

Read More »

Teruntuk Sahabat Putih Abu-Abu

Assalamualaikum

Ahlan wa sahlan sahabatku sekalian

atas kiri :saya, kang nuryamin, kang sofuan, kang ramdan triana
bawah kiri : kang ajib, neng riska, neng ijma, unnamed, kang agus
Sahabatku
sudah lama ya, semenjak terakhir kali kita berkumpul di Ramadhan tahun lalu Melepas semua kerinduan yang menggelayut dalam sanubari setiap insan. bercengkrama mengingat masa-masa ketika masih berseragam putih abu-abu. Semua terasa masih hidup, tak pernah padam dalam lentera memori walau telah tertiup zaman.

Read More »

Sketsa Rasa

Koleksi Pribadi

tak dapat ku buat sketsa bahkan ku lukiskan
ketika kerinduan merona si ujung senja
mekar dan bersemi tanpa sekalipun aku siram
tak ayal semua menjadi suram kelabu dan hanya menjadi sketsa rasa semata
bibir peluh dan kaku, saat dihadapkan pada bayangan lalu
arus air mata tercipta, mengalir menuju hilir tak menentu
kini semua menjadi layu habis ditelan waktu.