SEORANG PEMUDA belia dari Kabilah Aslam sedang termenung sendirian. Agaknya
dia sedang sibuk memikirkan sesuatu yang membebani hatinya. Pemuda itu kuat,
gagah, penuh gairah untuk menghadapi masa depan yang penuh akan tantangan. Badannya
tegap dan kuat, sanggup untuk dihadapkan pada perjuangan seperti yang sedang
dilakukan oleh orang lain, Jihad Fi Sabilillah adakah jalan yang lebih afdol
dan mulia selain Jihad Fi Sabilillah?. Rasa – rasanya tidak ada. Sebab itulah
satu – satunya jalan jika benar – benar telah menjadi tujuan dan niat suci
untuk mencari restu dan ridha Allah Subhanahu wa ta’ala. “Demi Allah, inilah
satu kesempatan yang sangat baik” kata hati pemuda itu. Yah, sebab disana, rombongan kaum muslimin sedang bersiap menuju medan juang Jihad Fi Sabilillah
Sebagian sudah berangkat, sebagian lagi baru datang segera berangkat. Semuanya menampakkan
wajah yang senang, pasrah, dan tenang dengan suatu iman yang terdalam. Wajah –
wajah mereka membayangkan suatu keyakinan penuh, bahwa sebelum ajal berpantang
mati. Maut akan menimpa dimana kita berada. Yakin bahwa umur itu satu. Kapan akan
sampai batasnya, hanya Allah Yang Maha Tahu. Bagaimana sebab dan kejadiannya,
takdir Allah lah yang menentukan.