Secarik Kertas Untuk Ibu


Ibu,
Beban seakan tak pernah ada habisnya. Bahkan, kian lama kian memberatkan pundakmu, engkau berusaha sendirian untuk menghidupi kami anakmu walau urat malu putus pun kau tak hiraukan. “Ini demi anakku”, mungkin kalimat ajaib itu yang selalu engkau sematkan dalam sanubari sehingga entah dari mana kekuatan itu hadir dan mendorong semangat juangmu.

Cintamu bagai mata air zam-zam yang tak pernah habis sepanjang zaman, kasih sayangmu selalu kau curahkan dengan bentuk ragam dan rupa, senyumanmu selalu bersimpul padu dengan cinta kasihmu, lautan maaf selalu tercurah walau pembangkangan kami setiap waktu selalu menyayat relung hati, meski air mata menetes pilu engkau tetap tegar dan tersenyum untuk kami.

Read More »