Al-Quran banyak mengisahkan perjuangan para Nabi dan Rasul a.s yang
kesemuanya adalah orang-orang terpilih daripada kalangan pemuda yang berusia
sekitar empat puluhan. Bahkan ada diantara mereka yang telah diberi kemampuan
untuk berdepat dan berdialog sebelum umurnya genab 18 tahun. Berkata Ibnu Abbas
r.a. “Tak ada seorang nabi pun yang diutus Allah, melainkan ia dipilih di
kalangan pemuda sahaja (yakni 30-40 tahun). Begitu pula tidak seorang ‘Alim
pun yang diberi ilmu, melainkan ia (hanya) dari kalangan pemuda”.
Kemudian Ibnu Abbas membaca firman Allah swt:
“Mereka berkata: Kami dengan ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim"(Qs. Al Anbiyaa:60, Tafsir Ibnu Katsir III/183).
Tentang Nabi Ibrahim, Al-Quran lebih jauh menceritakan bahawa beliau
telah berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan mereka kepada
patung-patung. Saat itu beliau belum dewasa. Sebagaimana firman-Nya:
“Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Ibrahim kepandaian sejak dahulu (sebelum mencapai remajanya) dan Kami kenal kemahirannya. Ketika dia berkata:’Sungguh kalian dan bapak-bapak kalian dalam kesesatan yang nyata’. Mereka menjawab:’ Apakah engkau membawa kebenaran kepada kami, ataukah engkau seorang yang bermain-main sahaja? Dia berkata: Tidak! Tuhan kamu adalah yang memiliki langit dan bumi yang diciptakan oleh-Nya; dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu”. (Qs. Al Anbiyaa:51-56)
Perlu ditekankan bahawa para Nabi a.s itu hanya diutus untuk mengubah keadaan,
sehingga setiap Nabi yang diutus adalah orang-orang terpilih dan hanya daripada
kalangan pemuda (syabab) sahaja. Bahkan kebanyakan daripada pengikut mereka
daripada kalangan pemuda juga (meskipun begitu ada juga pengikut
mereka itu terdiri daripada mereka yang sudah tua dan juga yang masih
kanak-kanak. “Ashabul Kahfi”, yang tergolong sebagai pengikut nabi Isa a.s
adalah sekelompok adalah sekelompok anak-anak muda yang usianya
masih muda lagi yang mana mereka telah menolak untuk
kembali keagama nenek moyang mereka yakni menyembah selain Allah. Disebabkan
bilangan mereka yang sedikit (hanya tujuh orang), mereka telah bermuafakat
untuk mengasingkan diri daripada masyarakat dan berlindung di dalam
sebuah gua. Fakta ini diperkuatkan oleh Al-Quran di dalam surah
Al-Kahfi ayat 9-26, diantaranya:
“(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat perlindungan (gua) lalu berdoa: ‘Wahai Tuhan kami berikanlah rahmat depada kami dari sisi-Mu dan tolonglah kami dalam menempuh langkah yang tepat dalam urusan kami (ini) (10)…Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad saw) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta) dan Kami beri mereka tambahan pimpinan (iman, taqwa, ketetapan hati dan sebagainya) (13)."
Junjungan kita Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul tatkala baginda
berumur 40 tahun. Pengikut-pengikut baginda pada generasi pertama kebanyakannya
juga daripada kalangan pemuda, bahkan ada yang masih kecil. Usia
para pemuda Islam yang dibina pertama kali oleh Rasulullah saw di Daarul Arqaam
pada tahap pembinaan, adalah sebagai berikut: yang paling muda adalah 8 tahun,
iaitu Ali bin Abi Thalib dan Az-Zubair bin Al-Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, 11
tahun, Al Arqaam bin Abil Arqaam 12 tahun, Abdullah bin Mazh’un berusia 17
tahun, Ja’far bin Abi Thalib 18 tahun, Qudaamah bin Abi Mazh’un berusia 19
tahun, Said bin Zaid dan Shuhaib Ar Rumi berusia dibawah 20 tahun, ‘Aamir bin
Fahirah 23 tahun, Mush’ab bin ‘Umair dan Al Miqdad bin al Aswad berusia 24
tahun, Abdullah bin al Jahsy 25 tahun, Umar bin al Khathab 26 tahun, Abu
Ubaidah Ibnuk Jarrah dan ‘Utbah bin Rabi’ah, ‘Amir bin Rabiah, Nu’aim bin
Abdillah, ‘ Usman bin Mazh’un, Abu Salamah, Abdurrahman bin Auf dimana
kesemuanya sekitar 30 tahun, Ammar bin Yasir diantara 30-40 tahun, Abu Bakar
Ash Shiddiq 37 tahun. Hamzah bin Abdul Muththalib 42 tahun dan ‘Ubaidah bin Al
Harith yang paling tua diantara mereka iaitu 50 tahun.
Malah ratusan ribu lagi para pejuang Islam yang terdiri daripada golongan
pemuda. Mereka memperjuangkan dakwah Islam, menjadi pembawa panji-panji Islam,
serta merekalah yang akan kedepan menjadi benteng pertahanan ataupun serangan
bagi bala tentera Islam dimasa nabi ataupun sesudah itu. Mereka secara
keseluruhannya adalah daripada kalangan pemuda, bahkan ada diantara
mereka adalah remaja yang belum atau baru dewasa. Usamah
bin Zaid dianggat oleh Nabi saw sebagai komander untuk memimpin pasukan kaum
muslimin menyerbu wilayah Syam (saat itu merupakan wilayah Rom) dalam usia 18
tahun. Padahal diantara prajuritnya terdapat orang yang lebih tua
daripada Usamah, seperti Abu Bakar, Umar bin Khathab dan lain-lainnya. Abdullah
bin Umar pula telah memiliki semangat juang yang bergelora
umntuk berperang sejak berumur 13 tahun. Ketika Rasulullah saw sedang
mempersiapkan barisan pasukan pada perang Badar, Ibnu Umar bersama
al Barra’ datang kepada baginda seraya meminta agar diterima sebagai prajurit.
Saat itu Rasulullah saw menolak kedua pemuda kecil itu. Tahun
berikutnya, pada perang Uhud, keduanya datang lagi, tapi yang diterima hanya Al
barra’. Dan pada perang Al Ahzab barulah Nabi menerima Ibnu Umar sebagai anggota
pasukan kaum muslimin (Shahih Bukhari VII/266 dan 302).
Terdapat satu peristiwa yang sangat menarik untuk renungan para pemuda di
zaman ini. Peristiwa ini selengkapnnya diceritakan oleh Abdurrahman
bin Auf: “Selagi aku berdiri di dalam barisan perang Badar, aku melihat
kekanan dan kekiri ku. Saat itu tampaklah olehku dua orang Anshar yang masih
muda belia. Aku berharap semoga aku lebih kuat daripada mereka. Tiba-tiba salah
seorang daripada mereka menekanku sambil berkata: ‘Wahai pakcik apakah engkau
mengenal Abu Jahal ?’ Aku menjawab: ‘Ya, apakah keperluanmu padanya, wahai anak
saudara ku ?’ Dia menjawab: ‘ Ada seorang memberitahuku bahawa Abu Jahal ini
sering mencela Rasulullah saw. Demi (Allah) yang jiwaku ada ditangan-Nya, jika
aku menjumpainya tentulah tak kan kulepaskan dia sampai siapa yang terlebih
dulu mati antara aku dengan dia!” Berkata Abdurrahman bin Auf: ‘Aku merasa
hairan ketika mendengarkan ucapan anak muda itu’. Kemudian anak muda yang satu
lagi menekan ku pula dan berkata seperti temannya tadi. Tidak lama berselang
daripada itu aku pun melihat Abu Jahal mundar dan mandir di dalam barisannya,
maka segera aku khabarkan (kepada dua anak muda itu): ‘Itulah orang yang sedang
kalian cari.”
Keduanya langsung menyerang Abu Jahal, menikamnya denga pedang
sampai tewas. Setelah itu mereka menghampiri Rasulullah saw(dengan rasa bangga)
melaporkkan kejadian itu. Rasulullah berkata: ‘Siapa di anara kalian yang
menewaskannya?’ Masing-masing menjawab: ‘sayalah yang membunuhnya’. Lalu
Rasulullah bertanya lagi: ‘Apakah kalian sudah membersihkan mata pedang
kalian?’ ‘Belum’ jawab mereka serentak. Rasulullah pun kemudian
melihat pedang mereka, seraya bersabda: ‘Kamu berdua telah membunhnya. Akan
tetapi segala pakaian dan senajta yang dipakai Abu
Jahal(boleh) dimiliki Mu’adz bin al Jamuh.” (Berkata perawi hadits
ini): Kedua pemuda itu adalah Mu’adz bin “afra” dan Mu’adz bin Amru bin Al
Jamuh” (Lihat Musnad Imam Ahmad I/193 . Sahih bukhari Hadits nomor 3141 dan
Sahih Muslim hadits nombor 1752.
Pemuda seperti itulah yang sanggup memikul beban dakwah serta menghadapi
berbagai cobaan dengan penuh kesabaran. Allah SWT berfirman:
“Tetapi Rasul dan orang-orang yang beriman bersama beliau, mereka berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan merekalah orang -orang yang memperoleh berbagai kebaikan dan merekalah orang-oang yang beruntung."(QS At Taubah: 88)
Rasulullah SAW menjanjikan bahwa Islam pun akan menguasai dunia seperti
sabdanya:
“Sesungguhn;ya Allah SWT telah memberikan bagiku dunia ini, baik ufuk Timur maupun Barat. Dan kekuasaan umatku sampai kepada apa yang telah diberikan kepadaku dari dunia ini." (HR Muslim VIII/hadits no. 17771. Abu Daud hadits no 4252. Tirmidzi II/27. Ibnu Majah hadits no 2952 dan Ahmad V/278-284).
DAKWAH ISLAM MASA KINI
Perbedaan antara dakwah Islam di masa kini dengan masa dahulu; antara
lain adanya tentangan yang lebih kompleks dan pemahaman ummat terhadap Islam
berada pada titik terlemah. Dulu Rasul SAW dan para sahabat hanya menghadapi
kaum musyrikin Quraisy, ahli kitab(Yahudi Madinah, Nasrani Najran, dan Nasrani
Rumawi), dan Majusi Persia. Kini, disamping berbagai agama di atas, telah
berkembang isme-isme atau ideologi yang beragam banyaknya yang intinya sama
iaitu faham-faham yang bertolak dari kekufuran terhadap agama secara
umum. Celakanya isme-isme tersebut sempat menipu sebahagia kaum muslimin di
berbagai dunia Islam dan menyebabkan mereka berkelompok-berklompok serta
berpecah belah dan bermusuhan atas nama isme-isme tersebut, padahal mereka
sama-sama mengaku muslim. Isme-Isme yang telah menyebar di seluruh
dunia saat ini adalah memisahkan agama dari kehidupan – konsekwensinya
memisahkan agama dari negara. Fahaman yang muncul dari ketidakpuasan mesyarakat
Barat terhadap gereja, yang menyengsarakan masarakat itu kemudin
melahirkan fahaman-fahaman Barat lainnya seperti nasionalisme,
liberalisme, kapitalisme, demokrasi, fasisme, totalisterianisme, dan
anarkihisme (Dr M. Manzoor Alam, Perana Pemuda Muslim Menata dunia masa
kini, hal 19). Para pemuda wajib mempersiapkan diri dengan pemahaman Islam yang
jernih secara mendalam agar mampu menampilkan Islam sebagai sistem hidup yang
komprehensif. Sistem Barat yang sedang memimpin dunia kini telah
terbukti tak mampu menjamin kesejahteraan dan ketenteraman serta
kebahagian umat manusia, bahkan untuk masyarakat mereka sendiri pun tidak.
Komunisme telah dikubur masyarakatnya sendiri pada tahun 1991. Kapitalisme
nampaknya akan segera pula berakhir. Dua orang ahli dan praktis
ekonomi AS, Harry Fifi dan Gerald Swanson, dalam bukunya yang terbit awal 1994
memperkirakan negaranya akan mengalami kebangkrutan ekonomi pada
tahun 1995. Mereka meramalkan, As takkan mampu melunasi hutangnya yang
mencapai 6.56 trilyun dolar pada tahun tersebut! Jadi Islamlah yang
berhak memimpin dunia ini seperti dulu pernah tejadi. Rasulullah SAW
bersabda:
“Perkara ini (iaitu Islam) akan merebak ke segenap penjuru yang ditembus malam dan siang. Allah tidak akan membiarkan satu rumahpun, baik gedung maupun gubuk melainkan Islam akan memasukinya sehingga dapat memuliakan agama yang mulia dan menghinakan agama yang hina. Yang dimuliakan adalah Islam dan yang dihinakan adalah kekufuran." (HR ibnu Hibban no. 1631-1632)
Inilah misi dan tanggung jawab generasi Islam di masa kini, iaitu
mengembang dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat kaum muslimin untuk
menghidupkan Islam kembali. Hanya pemuda-pemuda Islamlah yang mampu
mensukseskan rencana tersebut.
Banyak di antar pemuda sekarang yang telah bangkit, sedar dan
bangun dari tidurnya bahawa Islamlah satu-satunya pandangan hidup
mereka. Timbul dorongan besar dalam diri mereka untuk memperjuangkan islam,
bersama gerakan-gerakan Islam yang saat ini sudah ada di seluruh dunia Islam
yang jumlahnya sudah mencapai ratusan dan anggotanya kebanyakan adalah dari
kalangan pemuda. Inilah masa kebangkitan pemuda Islam. Persatuan dunia Islam
dan tegaknya kembali panji Laa Ilaha Illallaah MuhammadurRasululllah ada di
hadapan mereka.
Sumber : unity99
Minggu, 28 Oktober 2012
Label
Aku dan Rabbi,
Atrikel,
Catatan Saya,
Islam,
Pemuda
assalamu'alaykum
ada award buat antum lho...
cek ya
http://www.gulunganpita.com/2012/10/double-liebster-award-11-hal-tentang.html