Bissmilahir rahmanir rahim
Rintik hujan yang membasahkan, menghiasi langkahku menuju rumah-NYA.
Pakaian hangat pun tak kuasa menahan dingin yang menusuk tulang belulang, disertai
langit diselubungi awan pekat hitam menutupi bintang dan bulan yang seperti
biasa tersenyum menuntun langkahku. Ah, suasana shubuh kali ini terasa amat
berbeda, “perasaan apakah ini? “
Disela rukuk dan sujudku tak kuasa air mata menetes membasahi sejadah
yang terbentang. lagi-lagi aku bertanya, “Ada apa ini, kenapa hatiku menjadi
begitu melankolis?.”
****
Tersirat ingatan bagaimana diriku di masa lalu. takkala semua perbuatan
dosa terasa indah di dalam pandangan hawa nafsu, tak memperdulikan kata – kata
Nur yang ada dalam Qalbu. Hingga Tuhan dalam keheningan waktu menyapaku dengan
begitu lembut, tak mau melihat diriku larut dalam keindahan dunia yang rapuh
dan melalaikan ini. jasad yang amat kotor ini masih saja Kau peluk dan Kau
sambut dengan dekapan hangat-MU, bulir air mata setiap saat menetes di kala
rindu menyusup ke dalam sanubari. Dan, air mata kembali mengalir mengingat
begitu Baiknya Tuhanku dengan semua Rahmat-Nya yang diberikan untukku.
Ketika kuputuskan hidupku ingin berubah, ku lalui langkah demi langkah penuh
onak dan cabaran, karena memang itu ujian untuk melihat kesungguhanku. beranjak
dari hidup yang penuh dari kesia – siaan yang tak pernah ada manfaat sedikit
pun, menuju arah jalan yang benar – benar terang benderang di hadapanku. Meski
semua keadaan berubah total, aku terima semua resiko itu.
Satu per satu sahabat dan orang – orang terdekat kini sudah tak sudi lagi
menatap perangaian ini. Perolokan dan hinaan mereka aku anggap sebagai lagu nun
merdu di telingaku, penggugah semangat untuk terus melaju. Senyuman dan isak
tangis selalu menghiasai perjalananku. Mulanya memang begitu berat, Namun
perlahan-lahan tapi pasti semua menjadi manis dipikiranku. Karena memang itulah
jalan yang disediakan Tuhan untuk menjadi sesuatu yang baru untuk setiap
hambanya. Dan kini aku pun merasakan hasil keringat jerih payahku. Aku yang baru, pemilik semangat baru yang menggebu untuk
terus belajar mengenal Tuhanku.
Bukankah sang fajar pasti datang mengusir malam hari dari puncak-puncak
gunung dan dasar-dasar lembah. Dan orang yang dilanda kesusahan pasti akan
datang pertolongan secepat kelebatan cahaya-dan kedipan mata. Karena memang
setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan
rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.”
indah hidupku kali ini, aku isi
semua waktu untuk belajar mengenal tentang Tuhanku. Tak bosan aku panjatkan
selalu rasa syukur yang teramat dalam atas semua karunia dan anugerah yang
Tuhan berikan. dalam sunyi sepi dan keramaian aku belajar mengingatnya dan
mengajak berbincang dengannya. Di sisa umurku ini, aku ingin selalu ada dalam
dekap rindu hangatnya. Tak ingin ku khianati kembali semua kebaikan yang Dia
berikan. Terimakasih Allah, Maha Suci Engkau Tuhan Semesta Alam
Dan kini, tepat setengah tahun perjalanan hijrahku untuk mengenal-Nya.
semua masa lalu aku tutup rapat dalam sebuah buku usang yang tak layak aku
simpan dan kubaca lagi. Biarlah perjalanan pahitku untuk berubah ini menjadi
sebuah permata hijrahku yang berharga dan tak ternilai.
Karena kini aku adalah aku yang
baru, mencoba terus belajar mengenal Tuhanku saat ini
Minggu, 30 Desember 2012
Label
Aku dan Rabbi,
Catatan Saya,
Ceritaku,
Hijrah,
Hikmah
Subhanallah...
Indah sekali hidayah mendatangi. Keteguhan hati utk sebuah hijrah menunjukkan sebuah kekuatan.
Semoga istiqomah dan selalu dalam lindungan Allah.