Image From Google |
Bak mengukir
asa di atas air, sama sekali tak berbekas
Walau waktu
dan hasrat diri aku peras
Kini, semua terkulai
lemas
Aku malu,
Malu, pada
bathin yang selalu aku kotori
Malu, akan
karuniaNya yang tak pernah aku syukuri
Malu, akan
kebaikanNya yang selalu menutupi aib hidupku
dan,
aku sangat
malu, ketika ku urai dosa-dosa yang di perbuat oleh tangan kotor ini.
setiap
langkah pijakan kakiku, hati tertunduk
Masih ku
ingat diriku yang lalu.
Lafazh ampunan
sepertinya sudah tak pantas aku ucapkan
Tetapi Engkau
Selalu menghiburku dalam setiap bait kalamMu
Aku malu
PadaMu Yaa Robb,
Maafkanlah aku,
hamba yang durjana ini.
Minggu, 27 Januari 2013
Label
Aku dan Rabbi,
muhasabah,
Puisi
9 Komentar:
-
bagus mas , sesuatu yang hitam pekat itu semakin lama akan sadar kalau putih bersinar cerah itu lebih baik, semangat dan jangan mengulangi kisah hitam mu...:).
-
Insha Allah mas,
syukron untuk motivasinya :)
-
Syukurlah masih ada rasa malu pada Rabb... Menunjukkan keimanan masih melekat dlm diri. :)
-
wahhh... smangat yaa, selalu ada jalan pulang kan??? sebelum ajal menjemput.. ^_^
-
selalu ada jalan mbak, hanya saja setiap insan pasti berbeda caranya. syukron y mbak :)
-
Rasa malu adalah sifat yang harus dimilikin oleh setiap muslim.
astagfirulloh...