Image From Google |
Jam menunjukkan pukul 12.04 WIB, sinyal bahwa waktu istirahat telah tiba. semua pekerjaan sementara aku tinggalkan bersama kepenatan yang diberikannya. suara merdu itu kembali ku dengar petanda Sang Maha memanggil umat menghadapNya, segera saja ku ambil kopiah yang selalu aku sediakan dalam tas kerja. sembari melangkah ke rumahNya, bersama rekan seprofesi kami berbincang-bincang akrab.
Jarak antara kami dengan RumahNya tinggal beberapa langkah lagi, namun terasa amat berbeda suasana saat itu, Rumah yang biasa kosong melongpong tak ada penghuninya kini terdengar suara merdu dan Syahdu. terlihat seorang muslimah berkerudung lebar yang menutupi kepala sampai perutnya sedang melantunkan kalam-kalam indah yang tertulis dalam sebuah musyhaf, diiringi dengan merdunya suara yang terlantun dari bibir basahnya yang begitu tipis. "Subhanallah, siapa gerangan yang mempunyai suara merdu sedang membacakan Kalam indah itu?", takjubku dalam hati.
Kaki ku langkahkan pada tempat yang biasa dipakai untuk mensucikan diri sebelum menghadapnya. tiba di depan pintu RumahNya, masih terdengar syahdunya suara itu. kini, aku pun melihat siapa sosok yang sedari tadi melantunkan Ayat indah dengan suara yang mungkin jika orang yang mendengarnya bisa meluluhkan kerasnya hati. tampak sosok bersahaja sedang duduk sendirian di pojok Mushola. ingin rasanya aku sapa sosok itu sembari aku puji lantunan suara merdunya itu. tapi, apa tujuan aku jikalau memang aku memberanikan diri untuk menyapa. "mau berkenalan? kemudian menanyakan alamat rumahnya serta menghadap orangtua untuk melamarnya?. alah, khayalan yang sungguh tak mungkin adanya, kuliah saja belum lah selesai sudah memikirkan hal itu".gumamku dalam hati.
Selepas kewajiban telah usah serta dzikir dan do'a sudah kupanjatkan, segera ku kembali ke ruangan 3x2 meterku. ya, itulah tempat kerjaku. niatnya untuk mengambil perbekalan yang sudah disiapkan oleh ibunda dari rumah. namun, belum sempat ku angkat kaki dari sejadah yang ku duduki, "Subhanallah", tasbihku dalam hati ketika kulihat sosok itu masih tetap pada tempatnya sedang berdo'a. dan, terlihat derai air mata mengalir dari sepasang bola matanya.
Dalam perjalanan menuju ruang kerja, otak mulai menerawang cerita sembari mengkhayalkan sesuatu. "seandainya, Allah memberikan aku sosok yang bisa mententeramkan lahir bathin seperti bidadari syurga yang Allah tunjukkan ketika di Mushola tadi. begitu indahnya hidup." ucapku dalam hati sembari duduk dan membuka serta menikmati hidangan yang Ibunda siapkan dari rumah.
Rabu, 30 Januari 2013
Label
Aku dan Rabbi,
Ceritaku,
Cinta
6 Komentar:
-
Jgn ragu2 meminta kpd Allah, semakin bnyk kita meminta kepada-Nya maka Allah semakin sayang kepada kita!
-
curhat ya mas? hehe
Semoga segera di pertemukan dengan Bidadari yang menentramkan hati mas,, :)
-
Mas Umar :
Insha Allah mas, mudah2n Allah mengabulkan. :)
-
Mbak Dian :
bisa dibilang begitulah, hehe
aamiin yaa Rabbal 'Alamin
Aamiin... Semoga sang bidadari segera hadir mengisi kehidupanmu....