Rindu para Hamba nestapa


Langkah kosong yang kutinggalkan, kini terasa amat berarti
Sesal tiada guna, meratapi apa lagi
Geram melihat diri bingung tanpa  jawaban
Sebenarnya apa yang telah aku lakukan?
Hidup dalam kesia-siaan yang terus terakumulasi?
Apa pula sebenarnya yang kucari?
Kehidupan bayangan bak fatamorgana gurun sahara?
Itukah yang ku cari?

Rindu itu semakin hari semakin menggebu
riang awan senja, gerimis yang berjatuhan
Mereka tahu apa yang aku rindukan
Uluran tangan Tuhan yang selalu didamba makhluk-Nya
Dalam rukuk sujud dan tengadah tangan satu pertiga malam
Itu yang mereka rindu, begitupun aku
Hidayah, Rindu dihati para hamba nestapa.


16 November 2014
 Gerimis di sudut jendela kotak peraduan

2 Komentar:

  1. Ummi Badar mengatakan...:

    Subhanallah... saya suka untaian kata terakhirnya "Hidayah, Rindu dihati para hamba nestapa."
    Semoga Dia senantiasa mengawal kita dalam Rindu untuk menuju pada muaraNYa

  1. Lowongan Kerja mengatakan...:

    Masya Allah, indahnya :) .

Posting Komentar